Senin, 13 Juni 2011

Tugas Dasar-dasar Iklan

1. analisis layout 2 iklan berdasarkan desain layout, tipe layout, tipografi, bentuk iklan, format layout.
2. Tugas dibuat kelompok, dgn anggota 2 orang
3. Dikumpulkan dan dipresentasikan Rabu, 15 Juni 2011
Kategorisasi Layout IKlan

TABEL 3.3
KATEGORISASI LAYOUT IKLAN


3.5 Definisi Operasional
a. Desain Layout
Desain layout adalah sebuah model atau pola penyusunan dalam suatu halaman atau bidang iklan.
1. The Law of Unity.
Sebuah iklan yang terdiri dari headline, sub headline, ilustrasi, teks, logo produk, slogan. Ada juga yang memuat formulir isian atau kupon pembelian.
2. The Law of Variety
Sebuah iklan harus dapat dibuat bervariasi, misalnya ketebalan huruf atau ukuran huruf yang kecil atau yang besar.
3. The Law of Balance
Dalam suatu iklan media cetak, titik atau garis tengah keseimbangan tidak terletak tepat di tengah-tengah, tetapi merupakan ruang yang membagikan daerah iklan menjadi kira-kira sepertiga dan dua pertiga bagian. Headline dan ilustrasi gambarnya memenuhi salah satu bagian, sedangkan bagian lainnya berupa teks mengisi bagian lainnya.
4. The Law of Rhythm
Dalam melihat sebuag iklan, mataa pembaca sebaiknya bergerak secara wajar. Jadi sebaiknya iklna mulai dengan headline, sub headline, teks, nama produsen dan alamay atau kupon yang dapat digunting.
5. The Law of Harmony
Bagian-bagian dari suatu layout sebaiknya dirancang secara harmonis tetapi tidak monoton. Harmonisasi dapat dianalogikan sebagai wajah manusia yang dilihat dari arah depan. Seseorang akan tampak jelek dan tidak memiliki harmoni sama sekali jika orang tersebut memiliki tiga buah mata atau dua buah mulut. Begitu juga dengan sebuah iklan, sebuah iklan akan tidak memiliki sebuah harmoni jika mempunyau dua head line atau dua sub headline.
6. The Law of Proportion
Majalah , katalog atau selebaran biasanya mempunyai ukuran yang lebih panjang pada satu sisinya, baik horizontal maupun vertical. Bentuk seperti ini selalu tampak bagus daripada sebuah bujur sangkar yang keempa sisinya sama. Dengan demikian, penting untuk menampilkan iklan secara keseluruhan dalam bentuk empat persegi panjang.
7. The Law of Scale
Perpaduan antara warna gelap dan terang akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Hal ini dapat dipakai untuk memberi tekanan pada bagian-bagian tertentu dalam layout. Akan tetapi kekontrasan yang ditampilkan berulang-ulang pada banyak bagian dari layout bahkan bila ada pada hampir seluruh iklan, malah akan menghasilkan kesan yang jelek dan akhirnya tidak bisa menekankan sesuatu apapun

b. Tipe Layout
Tipe layout adalah komposisi penyusunan dalam suatu halaman atau bidang iklan.
1. Picture Window
Tipe layout yang lazim digunakan dengan dominasi pada unsure visual yang berkisar 60 hingga 70 persen dari keseluruhan area. Biasanya bentuk visualnya berada di bawah headline dan body copy, sementara logo dan keterangan lain berada di bawah.
2. Mondrian
Pembagian dua atau lebih bentuk persegi panjang dengan penggunaan bentuk garis dan batang secara tegas.
3. Copy Heavy
Layout yang sebagian besar hanya diisi olehh tulisan dari naskah iklan suatu produk.
4. Frame
Penekanan headline atau body copy dengan membingkainya melalui tipe artwork. Bingai biasberupa garis sederhana atau berbagai variasi seni.
5. Circus
Tipe yang menekankan pada beberapa elemen visual, headline yang tebal dan banyak warna.
6. Multipanel
Membagi halaman dalam beberapa persegi panjang tanpa ada batasan tegas.
7. Bigtype
Tipe yang mengedepankan headline (headline dibuat besar)sebagai pusat perhatian dalam iklan.
8. Rebus
Tipe yang lebih menonjolkan gambar disamping kata-kata. Gambar ditampilkan mewakili kata-kata dalam uraian naskah.
9. Alphabet inspired
Pengaturan tata letak yang mengikuti alur bentuk huruf dalam alphabet, seperti huruf T, X, atau L.
c. Tipografi/Typeface
Tipografi/Typeface adalah merupakan seni memilih jenis huruf, yang terdiri dari ratusan desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, mengguanakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.
1. Roman.
Typeface ini berakar dari tulisan-tulisan yang terukir dalam dinding pada jaman Romawi kuno. Garis tebal dan tipis digunakan dalam melukiskan huruf ini ditambah coretan lembut pada setiap akhir coretan utama. Contoh huruf ini adalah Times New Roman, Benguiat, Bakerville dan Garamond.
2. Sans serif.
Jenis huruf ini lebih simple dan lebih jelas dibanding roman. Cirinya adalah coretan yang seimbang antara coretan utama dengan coretan lembut pada ujung huruf. Jenis huruf ini biasanya untuk menuliskan naskah display copy (headline atau logo kecuali body copy). Contoh huruf ini adalah Antique Olive, Futura, dan Helvetica.
3. Square serif
Jenis huruf gabungan antara serif dengan san serif. Contohnya adalah Palatino.
4. Script
Jenis huruf yang mirip dengan tulisan tangan. Contohnya adalah Brush, Kaufman atau Monotype Corsiva.
5. Ornamental
Jenis huruf yang seolah-olah coretannya terjepit. Contohnya adalah Poster Bodoni dan Brodway.

d. Bentuk Iklan
1. Informative Advertising
Bentuk iklan yang teksnya berupa informasi tentang produk.
2. Persuasive Advertising
Bentuk iklan yang teksnya berupa ajakan untuk menggunakan produk.
3. Remainder Advertising
Bentuk iklan yang teksnya bertujuan untuk mengingatkan orang dengan suatu produk yang sudah ada.

e. Format Layout
Bila tipe layout adalah aplikasi dalam mengolah bidang atau halaman maka format layout adalah klasifikasi dalam hal menempatkan perpaduan antara naskah dengan artwork dalam satu keutuhan. Format layour ada 6 jenis, yaitu:

1. The One Linear
Format yang mengedepankan satu headline yang menarik perhatian dengan satu foto atau gambar yang besar. Keunggulan dari format ini adalah ringkas, padat dan sederhana, membuat pesan yang disampaikan dapat segera dibaca oleh pembaca. Namun kelemahan format ini tidak bias digunakan untuk beberapa produk yang memerlukan pesan detail, seperti produk jasa keuangan, dan juga produk kesehatan.
2. The News
Format yang digunakan untuk tujuan meberitahu konsumen tentang produk baru atau pembanding produk dengan competitor, atau demonstrasi tentang keunggulan suatu produk. Format ini bisa menggunakan humor atau juga dengan menggunakan uraian naskah yang detail.
3. The Story
Format yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau melibatkan pembaca dalam suasana yang dibuat dalam naskah iklan. Efektifitas dari format ini adalah penceritaan kesaksian ‘testimonial’ naskah yang diikuti ilustrasi visual tentang fakta yang dimaksud.
4. The Sermon
Format yang bertujuan seolah-olah pengiklan memberikan ‘pengajaran’ kepada audience. Format ini umumnya untuk iklan non profit namun juga cocok digunakan untuk menjelaskan naskah iklan asuransi, keuangan dan penjelasan mengapa konsumen terpuaskan akibat keunggulan suatu produk. Dominasi naskah akan lebih benyak diterapkan sementara foto dan ilustrasi mengiringi hal-hal yang dianggap penting.
5. The Outline
Format ini digunakan untuk mengkomunikasikan komponen kunci pesan penjualan dengan menggunakan bahasa pernyataan yang luas dan bentuknya mirip gaya dalam penulisan berita atau artikel.