Senin, 31 Oktober 2011

KELOMPOK PERENCANAAN PROYEK PERIKLANAN 2011


DAFTAR KELOMPOK & DOSEN PENDAMPING
MK. PERENCANAAN PROYEK PERIKLANAN 2011

Kelas hari KAMIS  jam 07.30
Biro Iklan AMORFATI

Dr. Basuki AS, M.Si.
Sindo Kencana Advertising

Dr. Basuki AS, M.Si.
Contemporary Advertising

Retno H, M.Si
Ceret Advertising

Sigit Tripambudi, M.Si
1.    Sekar Senja Diwani
2.    Farmaditya Wisnuwardhana
3.    Rezza Tidar
4.    Hendy Susilo Nugroho
5.    Dendy Yurist Atanas
6.    Norton Handri
7.    Berlan Wahyu
1.   Mubarik Kurnia Hadi
2.   Yoga Hartanto
3.   Alfi Nurlaila
4.   Vinma Carlia
5.   Hanang Widhiandika
6.   Hana
7.   Yurizki Khusnul Yaqin
1.      Muhammad Nabiel
2.      Zakie P Yotanda
3.      Wahyudi
4.      Akbar Kurniawan
5.      Nungki Ritria K
6.      Diah Ayu
7.      Vinma Carlia
1.    Noviati Dian P
2.    Kartika Dwi M
3.    Hendra Wisnu P
4.    Juni Andra
5.    Erfandi FJ
6.    Henrika Pilar C

President Advertising


M Edy Susilo, M.Si.
Garis Miring Advertising

Isbandi,M.Si.
Triple Six Advertising

Dr. Basuki AS, M.Si.

1.    Hasta Nirmaya
2.    Marlene Djuanna
3.    Erna  Soraya
4.    Fatwa faizah
5.    Ahadi Rahmawan
6.    Bayu Setyoadi
7.    Agung Saputra

1.    Risqi Fauzi
2.    Robby Ferdian
3.    Winda Permata Sari
4.    Nurlaili S
5.    M. Aditya Z
6.    Arbian Silvian
1.    Sanggar Wijanarko
2.    Muhammad Arief Dwi P
3.    Danar Prasetyo
4.    Gilang Hidayat Tamara
5.    Dwi Indramono
6.    Riki Hermawan


Kelas hari SELASA, 12.30
Java Advertising

Sigit Tripambudi, M.Si.
Data kuda Advertising
 Retno H, M.Si.
Se7en Advertising

M Edy Susilo, M.Si.
Ibu Jari Agency

Isbandi, M.Si.
1.    Dian ratih
2.    Nugroho Firman Desika
3.    Fredy Kombong
4.    Akbar Aditya A
5.    Moh Samusi
6.    Adinda Nugroho CP
7.    Bambang S
1.    Rio Nugroho
2.    Reza Sunario S
3.    Rr. Rosalia Sari MD
4.    Yosafat Novan
5.    Suhada Abil G
6.    Chrisna Agus DN
1.    Aditya Anggara
2.    Desky Agung C
3.    Topan Jati Pamungkas
4.    Hendra Kurniawan
5.    Sigit Prandoko
6.    Wuri Sutopo
7.    Adinda Rino
1.    Endah Budi S
2.    Febriana Kusumaningrum
3.    Melinda Puspita sari
4.    Mutiara Sari
5.    Ria Tri Utami



Kelas Hari JUM’AT, 15.00 \

Noodles              Soleh Isprihandono 085743012344     – Dr. Basuki Agus

CreaThink           Herdiana Ayu S – 085743018094       – Retno H,M.Si.

Timboel               Febriana Satia W – 085643803938     – Sigit Tripambudi

Galsadvertising     Dian Rosalyn – 0818278240              – M. Edy Susilo, M.Si.

Bintang Merah     Venda Andya P – 085228232222        - Isbandi, M.Si.

FREEZ                Muhammad Rezki 085743478236       - Isbandi, M.Si.

Dibimbing Pak Sigit Tripambudi, M.Si.

1. Yudia Hani        153070199
2. Taufiq Wijaya   153070058
3. Dennis Aditya   153070309
4. Dwi Prastio       153070236

BAGI YANG NAMANYA  / KELOMPOKNYA BELUM TERCANTUM DI ATAS, SEGERA HUBUNGI  BU RETNO.
PADA SAAT JADUAL  UTS, MAHASISWA DIWAJIBKAN HADIR KE RUANG UJIAN UNTUK :
o   MENANDATANGANI  DAFTAR  HADIR  UJIAN
o   MASING-MASING KELOMPOK MENGUMPULKAN HARDCOPY : CLIENT BRIEF – RISET – CREATIV BRIEF UNTUK 3 JENIS MEDIA (MINIMAL)

Jumat, 01 Juli 2011

IKLAN DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Retno Hendariningrum
(utk mata kuliah “iklan dan masyarakat”)


Bagaimana komentar anda??
Bila 2 mobil mewah Anda masih belum membuat tetangga iri, hadirkanlah Asia The Premium di “istana” anda. Kualitasnya sudah teruji. Bahkan kemewahan desainnya yang dipadu motif indah menawan, menjadi sumber inspirasi bagi produsen keramik lainnya. Setelah memeiliki Asia The Premium dan 2 mobil mewah .. Baru Anda dicemburui orang. (Kompas, 24 Mei 2002)

Kritik Masyarakat terhadap Iklan
Iklan memicu budaya materialistis
Iklan memicu budaya hedonis.
Iklan memanipulasi khalayak untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan.
Iklan mengekalkan stereotipe : stereotipe terhadap ras, etnic, perempuan
Iklan-iklan produk yang kontroversial : rokok, alkohol, judi.
Persaingan iklan membingungkan khalayak.

Total belanja iklan Rp 15,469 triliun
Kategori toileteris dan cosmetics Rp 3,7 triliun
Kategori Minuman (Beverages) Rp 2,24 triliun
Kategori Makanan (Foods) Rp 1,8 triliun
Contoh: Sunsilk menghabiskan dana Rp 272 milyar
Contoh: Clear Anti Ketombe Sebesar Rp 203,8 milyar
Contoh: Djarum Super sebesar Rp 176 Milyar
Contoh: Top 1 Formula 1 Oil Lubricant Rp 144,86 milyar
DATA BELANJA IKLAN TAHUN 2007

Masalah kemandirian biro iklan
Apakah perusahaan memberikan kebebasan dalam berkarya
Nilai dan orientasi apa yang menjadi dasar biro iklan dalam menghasilkan iklan

Logika Pasar dan Ekonomi
Tingkat kesuksesan dan keberhasilan diukur secara kuantitatif, objektif dan empiris
Berangkat dari konsep-konsep pemasaran yang sifatnya mesti terukur (measurable)
Konsep persuasi bukan diletakkan sebagai art, tetapi mencapai tujuan-tujuan ekonomis. Konsep kredibilitas komunikator disesuaikan dengan tujuan-tujuan ekonomis. Dipilihlah artis, atlet, dan figur-figur tertentu yang dipakai untuk melakukan kegiatan persuasi
Khalayak bukan dipandangan sebagai public, tetapi sebagai konsumen (consumers)


Mendiskusikan Khalayak dalam karya iklan
Karena digerakkan oleh motif-motif ekonomi, khalayak diframgmentasikan ke delam kategori-kategori.
Berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan tingkat pendapatan
Berdasarkan pendidikan
Berdasarkan pola-pola konsumsi media
Berdasarkan usia
Yang dipakai untuk menyesuaikan dengan jenis dan tipe produk apa yang ditawarkan. Khalayak bukan sebagai individu yang apresiatif, melainkan sebagai objek eksploitasi dari sejumlah kepentingan

Dampak pemanfaatan persuasi
Terjadinya kesenjangan yang terlalu jauh antara pencitraan dengan realita
Terjadinya manipulasi
Pembodohan dan konsumerisme
Ketidakjujuran

Praktek-Praktek Biro Iklan
Agency dan strukturasi
Agency bukan sebagai the first definer
Hubungan antara agency dan struktur
Kekuatan-kekuatan ekonomi dan lingkungan praktek-praktek diskursif (Industri media, industri manufaktur dan industri jasa- biro iklan)

Kembali ke definisi Iklan Kreatif

Iklan kreatif adalah iklan yang bisa menjual produk
Iklan kreatif adalah iklan mampu membuat terobosan di tengah-tengah competitive clutter
Iklan kreatif adalah iklan yang mempunyai kemampuan menghasilkan dimensi kebaruan (freshness); unik dan gagasan yang layak yang dapat digunakan sebagai solusi bagi masalah-masalah komunikasi

Keluar dari Tradisi
Mungkinkah?

Melihat Strategi Kreatif dan Daya Pikat Pendukung dalam Periklanan

Strategi Kreatif
Strategi Generik
Strategi Hak Pembelian Awal (Preemptive)
Penjualan Unik (USP – Unique Selling Proposition)
Strategi Citra Merk
Strategi Positionong
Strategi Resonansi
Strategi Emosional

Daya Pikat Pendukung
Peran para selebriti
Pemakaian tema humor
Pemakaian daya tarik rasa takut
Pemakaian rasa bersalah
Pemakaian unsur seksual
Pemakain alur cerita logika terbalik
Mengasosiasikan merek produk dg situasi aktual
Pemakaian setting budaya lokal
Peran musik
Pengembangan teknik animasi

Strategi Generik
Strategi ini sifatnya umum
Tidak ada upaya utk membedakan atau menyatakan keunggulan produknya
Stategi ini cocok utk perusahaan/produk yg mendominasi kategori produk (mendominasi pasar.

Strategi Hak Pembelian Awal (Preemptive)
Strategi cerdas ketika suatu pernyataan ttg keunggulan produk dinyatakan, karena hal itu akan menghalangi pesaing utk menyatakan hal yg sama.
Strategi ini dimungkinkan jika keluarnya merk-merk sejenis hampir bersamaan dan semua rata-rata menggunakan strategi generik.
Pada kesempatan ini pengiklan punya kesempatan utk menyatakan keunggulan produknya shg produk lain tdk mungkin menggunakan kembali utk menyatakan keunikannya.

Strategi USP - uniqe selling proposition
Strategi yg didasarkan pd keunggulan produknya berdasarkan atribut produk yg unik.
Juga diasarkan pada kemampuan produk mempertahankan superioritas keistimewaan atau keuntungan fisik. Unik tsb bahkan sdh menjadi traemark produk tsb, dan tdk memberi kesempatan merk lain menggunakan superioritas tsb.
Strategi ini cocok utk merk produk yg punya keunikan tahan lama & tdk mudah tertandingi oleh kompetitor.

Strategi Citra Merk (brand image strategy)
Strategi ini lbh melibatkan diferensiasi psikologis dari sekedar diferensiasi fisik (spt dlm USP).
Strategi lbh berupaya utk mengembangkan citra atau identitas bagi suatu merk dg mengasosiasikan produk tsb dg simbol-simbol tertentu.
Pengembangan citra ini terkait dg pemberian identitas khusus atau personalitas bagi merk.
Strategi ini penting bagi merk yg berkompetisi dlm kategori produk yg sejenis yg cenderung memiliki diferensiasi relatif kecil (cenderung homogen).

Strategi Positioning
Strategi ini didasarkan pada persaingan yg tinggi
Pengiklan hrs mampu memposisikan produknya, shg produk tsb berbeda dg produk lain & mendapatkan perhatian di benak konsumen.
Dlm stategi ini pengiklan tdk bisa mrnggunakan kata terbaik, produk nomor satu
Pengiklan hrs mampu menojolkan apa beda produk tsb dari produk lain, bisa dari aspek fubgsi, kekhasan produk, dsb.

Strategi Resonansi
Strategi ini dilakukan dg meresonansikan pola-pola pengalaman (pola-pola orientasi gaya hidup) khalayak/ segmen pasar yg dimaksud .
Produk dicitrakan dg pengalaman hidup khalayak.

Strategi Emosional
Strategi ini menggunakan emosi manusia spt kesenangan, rasa bersalah, gairah, kegembiraan, penyesalan dsb.
Strategi ini cocok utk produk-produk yg secara alam dpt diasosiakan dg emosi, bisa produk makanan, minuman, alat kosmetika, dsb.

Hal yang perlu ditekankan bahwa strategi-strategi tsb tidak berjalan sendiri, tetapi satu iklan bisa menggunakan lebih dari satu strategi

Selebriti

Dukungan (endorsement) eksplisit dari berbagai tokoh umum yg populer.
Selain dari para selebriti, iklan juga menerima dukungan eksplisit para non selebriti
Selebriti adalah (aktor, penghibur, atau atlet) yg dikenal masyarakat karena prestasinya dalam bidang2 tertentu yg berbeda dari golongan produk yg didukung.
Selebriti diminta jadi juru bicara produk.
Para pengiklan dan biro iklan sanggup membayar tinggi kepada kaum selebriti karena mereka disukai khalayak – diharapkan mempengaruhi sikap & perilaku konsumen thd produk yg didukung.

Bbrp pertimbangan penggunaan selebriti :
1.Kredibilitas selebriti
2.Kecocokan selebriti dgn khalayak
3.Kecocokan selebriti dgn merk
4.Daya tarik selebriti
5.Pertimbangan lain (biaya, kemungkinan selebriti tetap kredibel, sulit/mudah nya bekerjasama, berapa merk lain yg didukung selebriti) Shimp, 2004:464-466)

Alasan lain :
1.Faktor Historis : Lux, sejak abad 20 sdh menggunakan selebriti sbg duta produk. 2.Di Indonesia dimulai era 1970-an sbg bintang Widyawati
3.Dianggap penting : selebriti sbg duta atau ikon suatu produk dan brand.
(Cakram, Edisi 287, Januari 2008)

Jalan pintas untuk produk – iklan lbh udah diingat dg menggunakan selebriti yg tepat.
Iklan mjd Stopper yg kuat – krn masy Indonesia selalu tinggi minatnya dgn apa yg dilakukan selebriti pujaan-nya.
(Cakram, Edisi 295, September 2008)

Masyarakat kelas tertentu masih sangat percaya bhw selebriti adl sosok “malaikat yang turun ke dunia” jd selebriti selalu dinilai lebih dari manusia biasa – apa yg selebriti katakan, pilih, pakai – akan diikuti agar menjadi bagian yg tidak terpisahkan dari sang idola. (Cakram, Edisi 295, September 2008)


Pentingnya kecocokan : Selebriti menjadi pendukung yg berarti – hrs ada hubungan atau kecocokan antara selebriti, khalayak, dan produk.

Peran Humor :
1.Metode yg efektif utk menarik perhatian pada iklan
2.Menambah kesenangan pada iklan dan merk yg diiklankan
3.Tidak merusak pemahaman ttg produk
4.Humor tidak menawarkan suatu keuntungan yg lebih dari sekedar bujukan
Lebih tepat digunakan utk produk yg sdh mapan daripada yg baru

Daya Tarik Rasa Takut
Konsekuensi negatif jika tdk menggunakan produk yang diiklankan
Konsekuensi negatif dari perilaku yang tidak baik (saat mabuk mengemudi, merokok)
Berupa celaan sosial atau bahaya fisik
Obat kumur mulut – nafas bau
Deodoran – ketiak lembab

Pasta gigi – gigi berlobang
Iklan2 perawatan kesehatan


Pemakaian Rasa Bersalah
Seperti rasa bersalah, mjd pemikat bagi emosi negatif.
Memfokuskan pada pelanggaran atau kegagalan di masa lalu atau di masa akan datang atau kegagalan utk menjaga/ memperhatikan orang lain.

Senin, 13 Juni 2011

Tugas Dasar-dasar Iklan

1. analisis layout 2 iklan berdasarkan desain layout, tipe layout, tipografi, bentuk iklan, format layout.
2. Tugas dibuat kelompok, dgn anggota 2 orang
3. Dikumpulkan dan dipresentasikan Rabu, 15 Juni 2011
Kategorisasi Layout IKlan

TABEL 3.3
KATEGORISASI LAYOUT IKLAN


3.5 Definisi Operasional
a. Desain Layout
Desain layout adalah sebuah model atau pola penyusunan dalam suatu halaman atau bidang iklan.
1. The Law of Unity.
Sebuah iklan yang terdiri dari headline, sub headline, ilustrasi, teks, logo produk, slogan. Ada juga yang memuat formulir isian atau kupon pembelian.
2. The Law of Variety
Sebuah iklan harus dapat dibuat bervariasi, misalnya ketebalan huruf atau ukuran huruf yang kecil atau yang besar.
3. The Law of Balance
Dalam suatu iklan media cetak, titik atau garis tengah keseimbangan tidak terletak tepat di tengah-tengah, tetapi merupakan ruang yang membagikan daerah iklan menjadi kira-kira sepertiga dan dua pertiga bagian. Headline dan ilustrasi gambarnya memenuhi salah satu bagian, sedangkan bagian lainnya berupa teks mengisi bagian lainnya.
4. The Law of Rhythm
Dalam melihat sebuag iklan, mataa pembaca sebaiknya bergerak secara wajar. Jadi sebaiknya iklna mulai dengan headline, sub headline, teks, nama produsen dan alamay atau kupon yang dapat digunting.
5. The Law of Harmony
Bagian-bagian dari suatu layout sebaiknya dirancang secara harmonis tetapi tidak monoton. Harmonisasi dapat dianalogikan sebagai wajah manusia yang dilihat dari arah depan. Seseorang akan tampak jelek dan tidak memiliki harmoni sama sekali jika orang tersebut memiliki tiga buah mata atau dua buah mulut. Begitu juga dengan sebuah iklan, sebuah iklan akan tidak memiliki sebuah harmoni jika mempunyau dua head line atau dua sub headline.
6. The Law of Proportion
Majalah , katalog atau selebaran biasanya mempunyai ukuran yang lebih panjang pada satu sisinya, baik horizontal maupun vertical. Bentuk seperti ini selalu tampak bagus daripada sebuah bujur sangkar yang keempa sisinya sama. Dengan demikian, penting untuk menampilkan iklan secara keseluruhan dalam bentuk empat persegi panjang.
7. The Law of Scale
Perpaduan antara warna gelap dan terang akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Hal ini dapat dipakai untuk memberi tekanan pada bagian-bagian tertentu dalam layout. Akan tetapi kekontrasan yang ditampilkan berulang-ulang pada banyak bagian dari layout bahkan bila ada pada hampir seluruh iklan, malah akan menghasilkan kesan yang jelek dan akhirnya tidak bisa menekankan sesuatu apapun

b. Tipe Layout
Tipe layout adalah komposisi penyusunan dalam suatu halaman atau bidang iklan.
1. Picture Window
Tipe layout yang lazim digunakan dengan dominasi pada unsure visual yang berkisar 60 hingga 70 persen dari keseluruhan area. Biasanya bentuk visualnya berada di bawah headline dan body copy, sementara logo dan keterangan lain berada di bawah.
2. Mondrian
Pembagian dua atau lebih bentuk persegi panjang dengan penggunaan bentuk garis dan batang secara tegas.
3. Copy Heavy
Layout yang sebagian besar hanya diisi olehh tulisan dari naskah iklan suatu produk.
4. Frame
Penekanan headline atau body copy dengan membingkainya melalui tipe artwork. Bingai biasberupa garis sederhana atau berbagai variasi seni.
5. Circus
Tipe yang menekankan pada beberapa elemen visual, headline yang tebal dan banyak warna.
6. Multipanel
Membagi halaman dalam beberapa persegi panjang tanpa ada batasan tegas.
7. Bigtype
Tipe yang mengedepankan headline (headline dibuat besar)sebagai pusat perhatian dalam iklan.
8. Rebus
Tipe yang lebih menonjolkan gambar disamping kata-kata. Gambar ditampilkan mewakili kata-kata dalam uraian naskah.
9. Alphabet inspired
Pengaturan tata letak yang mengikuti alur bentuk huruf dalam alphabet, seperti huruf T, X, atau L.
c. Tipografi/Typeface
Tipografi/Typeface adalah merupakan seni memilih jenis huruf, yang terdiri dari ratusan desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, mengguanakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.
1. Roman.
Typeface ini berakar dari tulisan-tulisan yang terukir dalam dinding pada jaman Romawi kuno. Garis tebal dan tipis digunakan dalam melukiskan huruf ini ditambah coretan lembut pada setiap akhir coretan utama. Contoh huruf ini adalah Times New Roman, Benguiat, Bakerville dan Garamond.
2. Sans serif.
Jenis huruf ini lebih simple dan lebih jelas dibanding roman. Cirinya adalah coretan yang seimbang antara coretan utama dengan coretan lembut pada ujung huruf. Jenis huruf ini biasanya untuk menuliskan naskah display copy (headline atau logo kecuali body copy). Contoh huruf ini adalah Antique Olive, Futura, dan Helvetica.
3. Square serif
Jenis huruf gabungan antara serif dengan san serif. Contohnya adalah Palatino.
4. Script
Jenis huruf yang mirip dengan tulisan tangan. Contohnya adalah Brush, Kaufman atau Monotype Corsiva.
5. Ornamental
Jenis huruf yang seolah-olah coretannya terjepit. Contohnya adalah Poster Bodoni dan Brodway.

d. Bentuk Iklan
1. Informative Advertising
Bentuk iklan yang teksnya berupa informasi tentang produk.
2. Persuasive Advertising
Bentuk iklan yang teksnya berupa ajakan untuk menggunakan produk.
3. Remainder Advertising
Bentuk iklan yang teksnya bertujuan untuk mengingatkan orang dengan suatu produk yang sudah ada.

e. Format Layout
Bila tipe layout adalah aplikasi dalam mengolah bidang atau halaman maka format layout adalah klasifikasi dalam hal menempatkan perpaduan antara naskah dengan artwork dalam satu keutuhan. Format layour ada 6 jenis, yaitu:

1. The One Linear
Format yang mengedepankan satu headline yang menarik perhatian dengan satu foto atau gambar yang besar. Keunggulan dari format ini adalah ringkas, padat dan sederhana, membuat pesan yang disampaikan dapat segera dibaca oleh pembaca. Namun kelemahan format ini tidak bias digunakan untuk beberapa produk yang memerlukan pesan detail, seperti produk jasa keuangan, dan juga produk kesehatan.
2. The News
Format yang digunakan untuk tujuan meberitahu konsumen tentang produk baru atau pembanding produk dengan competitor, atau demonstrasi tentang keunggulan suatu produk. Format ini bisa menggunakan humor atau juga dengan menggunakan uraian naskah yang detail.
3. The Story
Format yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau melibatkan pembaca dalam suasana yang dibuat dalam naskah iklan. Efektifitas dari format ini adalah penceritaan kesaksian ‘testimonial’ naskah yang diikuti ilustrasi visual tentang fakta yang dimaksud.
4. The Sermon
Format yang bertujuan seolah-olah pengiklan memberikan ‘pengajaran’ kepada audience. Format ini umumnya untuk iklan non profit namun juga cocok digunakan untuk menjelaskan naskah iklan asuransi, keuangan dan penjelasan mengapa konsumen terpuaskan akibat keunggulan suatu produk. Dominasi naskah akan lebih benyak diterapkan sementara foto dan ilustrasi mengiringi hal-hal yang dianggap penting.
5. The Outline
Format ini digunakan untuk mengkomunikasikan komponen kunci pesan penjualan dengan menggunakan bahasa pernyataan yang luas dan bentuknya mirip gaya dalam penulisan berita atau artikel.